Setelah beberapa tahapan dalam pendampingan Guru mulai dari Workshop Daring, FGD Daring, maka untuk kegiatan pematangan penyususunan perangkat pembelajaran IPA, RG ISC menyelenggarakan Workshop Luring pada 18 September 2021 di UNS Inn. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah mendampingi guru IPA dan Matematika guru di sekolah memproduksi perangkat pembelajaran berbasis Low Carbon STEM Project untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA ramah lingkungan. Low Carbon STEM Project adalah perangkat pembelajaran yang dikemas dalam bentuk project berdasarkan sintaks STEM-PjBL yang menerapkan konsep ramah lingkungan. Project STEM ramah lingkungan merupakan salah satu produk wajib untuk diberikan dalam pembelajaran guna mendukung pendidikan untuk pembanguna berkelanjutan. Low carbon STEM project yang sudah diproduksi diterapkan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar IPA SMP untuk meningkatkan pembuatan project teknologi yang baru. Project teknologi ramah lingkungan yang baru perlu ditekankan supaya fokus pembelajaran IPA lebih memperhatikan isu lingkungan. Dalam pembukaan acara hari ini ketua Grup Riset yang sekaligus Kepala Program Studi Pendidikan IPA FKIP UNS Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, M.Si.,M.Sc menyampaikan kegiatan ini adalah program pengabdian kepada masyarakat Riset Grup ISC yang pendanaan didukung oleh Hibah Grup Riset Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNS 2021. Guru IPA dari SMP N 3 Surakarta, SMP N 4 Surakarta dan SMPI Al Abidin berpartisipasi aktif dalam workshop ini.
Kegiatan ini dimulai dengan pengayaan materi STEM oleh Ketua Grup Riset Kemudian dilanjutkan dengan praktek merancang Desain Pembelajaran IPA Inovatif ramah lingkungan bersama pendamping Annisa Nur Khasanah, M.Pd, Bayu Antrakusuma, M.Pd, Isma Aziz Fakhrudin, M.Pd dan Dr. Budi Utami M.Pd. Selain itu sebagai bagian dari proses pematangan instrumen mahasiswa IPA yang menerapkan STEM-PjBL, satu perwakilan mahasiswa Dyah Pramesti memaparkan rancangannya untuk mendapatkan umpan balik dari guru yang mempunyai pengalaman praktis di sekolah.
Hasil rancangan guru hari ini menarik dan bervariasi serta disertai canda tawa walau dalam protokol kesehatan ketat. Pembelajaran STEM denga pendekatan low carbon menuntut peserta didik menjadi inovator, pemecah masalah, penemu, mampu berpikir logis, sadar teknologi dan lingkungan (NYI).