Nama saya Arifin Septiyanto, saya mahasiswa prodi Pendidikan IPA angkatan 2017. Saya akan berbagi pengalaman kepada teman-teman semua suka duka kami selama mengikuti kejuaran NEC 2019 di Universitas Udayana Bali.
Sebelum saya menceritakan pengalaman saya di kompetisi NEC 2019 di Universitas Udayana saya menceritakan mengenai terbentuknya tim ini. Saya Arifin Septiyanto serta 2 teman saya Nor Isnaeni Dwi Arista(Agroteknologi 2017) dan Yochidamai Akhsanitaqwim(2017). Kami bertiga merupakan mahasiswa Bidikmisi dan sama-sama berasal dari Kudus. Awal kerjasama ini dimulai ketika ada perlombaan di UNY. Pada Saat di UNY saya tidak mendapatkan dana dari Kampus dikarenakan waktu pengurusan yang mepet dan alhamdulillah tim kami dapat juara 3 di UNY. Setelah di UNY kami coba-coba perlombaan di BAPPEDA Kudus,dengan kerja keras alhamdulillah tim kami dapat juara Harapan 3. Mulai saat itu kami bertiga mulai menarget perlombaan apa yang akan kami ikuti. Awalnya kami mencoba submit KTI kami di Universtas Sultan Agung Tirtayasa dan pada saat yang bersamaan kami mendapat info perlombaan NEC 2019 dari pihak panitia. Akhirnya kami buat inovasi lagi dan submit paper kami. Pada saat yang bersamaan akhirnya tim kami lolos di Universitas Udayana dan di UNTIRTA kami tidak lolos. Setelah pengumuman itu saya langsung mengurus pengajuan dana-dana ke kampus agar tidak seperti perlombaan saya di UNY yang tidak mendapat dana dari kampus. Kami juga mempersiapkan presentasi kami mulai dari prototype, ppt, hingga brosur untuk ditujukan kepada juri. Kurang lebih dua minggu sebelum presentasi setiap dua hari sekali kami kumpul untuk latihan presentasi dan pembahasan konferensinya. Permasalahan muncul lagi, walaupun kami sering berkumpul tetapi saya sebagai presentator kurang siap untuk mempresentasikan karya kami karena saya memiliki permasalahan yaitu kurang percaya diri. H-2 sebelum berangkat ke Bali kami berkomitmen untuk berpuasa agar dimudahkan oleh Allah SWT, disamping kami berlatih terus-menerus. Kemudian, Rabu tanggal 7 Agustus 2019 kami berangkat ke Surabaya naik kereta. Dua jam sebelum pemberangkatan musibah menimpa kami yaitu HP saya hilang, saya pasrah karena kereta sudah mau berangkat. Di perjalanan saya di nasihati temen saya bahwa “HP kamu hilang insyaAllah sebagai Zakat kamu, yakinlah bahwa nanti ada ganti yang lebih baik”. Setelah musibah yang menimpa saya akhirnya saya di bukakan jalan juara oleh Allah mulai dari bantuan orang-orang yang kami temui. Kami berangkat ke Bali dari bandara Djuanda Surabaya,itu merupakan pengalaman pertama saya naik pesawat. Ada rasa deg”an ada rasa seneng juga. Susah senang kami lakukan bersama-sama. Hampir tiap malam kami begadang untuk latihan dan tidak lupa diiringi dengan do’a mulai dari sholat tahajud,Dhuha. Sebelum presentasi saya menyempatkan untuk sholat 4 rekaat untuk memudahkan saya dalam presentasi dan temen saya memotivasi saya bahwa kita udah sampai sini lakukan yang bisa dilakukan insyaAllah Allah meridhoi kita juara . Alhamdulillah semua acara kami lalui semua walaupun ada salah satu temen saya yang sakit. Pada malam pengumuman semua peserta berkumpul di Aula Hotel.

Sebelum pengumuman kami tidak lupa untuk saling momotivasi dan tentunya kami bertiga berdo’a bersama. Alhamdulillah saat diumumkan tim kami mendapat juara 2. Kami bertiga langsung sujud Syukur di tempat dan langsung naik podium dengan perasaan sedih karena kebersamaan kita dan senang karena kita bisa juara bersama-sama lagi. Kemudian kami kembali ke hotel untuk istirahat dan paginya kami sholat idul Adha dilanjut tour trip dan sorenya kami pulang naik bis,kapal dan sampai di stasiun Banyuwangi malam untuk menginap di stasiun.

Paginya kami berangkat menuju solo dan sampai solo malam hari. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Mulai dari pengalaman naik 5 mode transportasi dalam waktu 4 hari, ketemu teman-teman dari lain universitas. Mungkin cerita ini bisa mengispirasi teman-teman sedikit bahwa untuk jadi juara keluarlah dari zona nyaman kalian,kerja keras,dapatkan tim yang solid yang tahu kekurangan dan kelebihan kalian masing-masing,karena tim bisa dicari dengan mudah akan tetapi tim yang bisa melengkapi susah dicari. Satu pesan saya terakhir jadilah mahasiswa yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. (arifin)